Kelakukan turis Australia yang tidak menghargai adat timur dikeluhkan di banyak negara. Agen perjalanan menyalahkan Bali yang tidak bisa mendidik turis Australia dengan budaya timur.
Tapi banyak juga yang membela Bali.
Beberapa catatan soal ketidaksopanan ini dimuat smh.com.au, Kamis (16/3/2012). Para turis cuek berbikini di Pantai Kuta, saat berlangsung upacara keagamaan di pantai tersebut.
Di Bangkok, ada cerita juga turis-turis perempuan dari Australia yang merangkul-rangkul biksu untuk foto bareng. Kisah lainnya, ada turis Australia duduk bertopang kaki di kendaraan umum dengan jari kaki mengarah ke seseorang. Padahal, menunjuk orang dengan kaki sangat-sangat tabu untuk orang Thailand dan banyak negara Asia lain.
Bahkan di India ada turis yang cuek memakai rok mini saat mengunjungi kuil. "Mestinya mereka senang dong, kan saya membelanjakan uang di negara mereka," ujar turis perempuan asal Brisbane yang tak disebut namanya ini.
Redaktur pelaksana The Travel Studio, Leeanne Levett kepada smh.com.au mengingatkan turis Australia, "Hormatilah budaya setempat." Berbusana ala bule boleh saja dilakukan saat berlibur di negara Asia, kecuali saat masuk ke tempat ibadah.
Sementara agen perjalanan menyalahkan Bali atas kelakuan buruk turis Australia. Kenapa Bali? Karena Bali adalah pengalaman pertama orang Australia ke luar negeri. Orang Bali dianggap mendiamkan saja ketidaksopanan para turis muda yang datang ke Pulau Dewata. Akibatnya, mereka menganggap tidak ada masalah dan tidak merubah sikap.
Namun, para pembaca smh.com.au membela Bali. Menurut mereka, memang anak muda Australia itu yang arogan dan tidak mau mengalah dan tunduk dengan kebudayaan lokal.
"Jangan salahkan Bali. Orang Australia yang salah, tidak respek, ngeyel dan bukannya manut. Standar tingkah laku memang menurun dalam 15 tahun belakangan," kata Seppo dari Melbourne.
"Masalahnya ada pada generasi muda Australia yang menunjukan sikap arogan. Orang Australia sekarang lebih menunjukan sikap agresif," kata Dalliance, pembaca smh.com.au yang lain.
Seperti kata pepatah, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Respek terhadap kebudayaan setempat adalah sebuah kewajiban yang harus diingat para traveler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar